Di bawah ini merupakan Artikel tentang Prinsip dasar dan cara kerja
televisi yang saya peroleh dari bangku sekolah saya dulu, semoga
bermanfaat.
Sebelum kita mempelajari prinsip kerja penerima TV,
ada baiknya mengetahui sedikit tentang perjalanan objek gambar yang
biasa kita lihat dilayar TV. Gambar yang kita lihat adalah hasil
produksi dari sebuah kamera. Objek gambar yang ditangkap lensa kamera
akan dipisahkan menjadi 3 warna primer yaitu merah (Red), hijau (Green)
dan biru (Blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar
TV(Transmitter) berupa sinyal cromynance, sinyal luminance dan
syncronisasi.
1. DIAGRAM BLOK PENERIMA TV
Gambar 1. Diagram Blok Penerima TV Hitam Putih


Selain gambar, pemancar televisi juga membawa
sinyal suara yang ditransmisikan bersama sinyal gambar. Gambar
dipancarkan dengan system amplitudo modulasi (AM), sedangkan suara
dengan system frekuensi modulasi (FM). Kedua system ini digunakan untuk
menghindari derau (noise) dan interferensi.

Gambar 3. Distribusi Objek Ke Televisi
2. SALURAN DAN STANDAR PEMANCAR TV
Kelompok frekuensi yang ditetapkan untuk transmisi
sinyal disebut saluran (channel). Masing-masing mempunyai sebuah
saluran 6 MHz dalam salah satu bidang frekuensi (band) yang
dialokasikan untuk penyiaran TV komersial yaitu:
a) VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 (54 – 88 MHz).
b) VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 (174 – 216 MHz).
c) UHF saluran 14 sampai 83 (470 – 890 MHz)
Ada 3 sistem pemancar TV yaitu sebagai berikut:
a) National Television System Committee (NTSC) digunakan USA
b) Phases Alternating Line (PAL) digunakan Inggris
c) Sequential Couleur a’Memorie (SECAM) digunakan Prancis
Sedangkan Indonesia sendiri menggunakan system PAL B. Hal yang
membedakan system tersebut adalah format gambar, jarak frekuensi
pembawa gambar dan pembawa suara.
3. PRINSIP KERJA PENERIMA TV
Model dan jenisnya blok rangkaian TV bermacam-macam, tergantung pada merek TV yang digunakan.
Secara garis besar blok tersebut memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
a) Antena Televisi
Antena TV menangkap sinyal-sinyal RF dari pemancar televisi. Antena diklasifikasikan berdasarkan konstruksinya ada 3 yaitu:
1) Antena Yagi
2) Antena Perioda Logaritmis
3) Antena Lup
Klasifikasi lain berdasarkan jalur frekuensi gelombang yang diterima adalah:
1) Kanal VHF Rendah
2) Kanal VHF Tinggi
3) Kanal UHF
(a)Antena VHF Rendah
(b) Antena VHF Tinggi
(c) Antena UHF
Antena Perioda Logaritmis
Antena Lup (Loop)
b) Rangkaian Penala (Tuner)
Rangkaian ini terdiri dari penguat frekuensi tinggi (penguat HF), pencampur (Mixer) dan osilator local. Rangkaian penala berfungsi untuk menerima sinyal TV yang masuk dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF.
c) Rangkaian Penguat IF (Intermediate Frequency)
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal hingga 1000 kali. Sinyal ouput yang dihasilkan penala (Tuner)
merupakan sinyal yang lemah dan sangat tergantung pada jarak pemancar,
posisi penerima dan bentangan alam. Lingkaran merah menunjukkan
rangkaian IF yang sebagian berada didalam tuner.

Gambar 9. Penguat IF
d) Rangkaian Detektor Video
Berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari
penguat IF gambar. Selain itu juga berfungsi untuk meredam sinyal suara
yang akan mengakibatkan buruknya kualitas gambar
e) Rangkaian Penguat Video
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yangberasal
dari detector video sehingga dapat menjalankan tabung gambar atau CRT (Catode Ray Tube)
f) Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)
Rangkaian AGC berfungsi menstabilkan sendiri input sinyal televisi
yang berubah-ubah sehingga output yang dihasilkan menjadi konstan.
Lingkaran merah menunjukkan komponen AGC yang berada didalam sebagian
IC dan sebagian tuner

Gambar 10. Rangkaian AGC
g) Rangkaian Penstabil Penerima Gelombang TV.
Rangkaian penstabil penerima gelombang TV diantaranya adalah AGC dan
AFT. Automatic Fine Tuning berfungsi mengatur frekuensi pembawa gambar
dari penguat IF secara otomatis
h) Rangkaian Defleksi Sinkronisasi
Rangkaian ini terdiri dari empat blok yaitu: rangkaian sinkronisasi,
rangkaian defleksi vertical, rangkaian defleksi horizontal dan
rangkaian pembangkit tegangan tinggi.

Gambar 11. Rangkaian Defleksi Vertical

Gambar 12. Rangkaian Defleksi Horizontal
i) Rangkaian Suara
Suara yang kita dengar adalah hasil kerja dari rangkaian ini, sinyal
pembawa IF suara akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM).
Sebelumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar :waaah
j) Rangkaian Catu Daya (Power Supply)

Gambar 14.Rangkaian Catu Daya
Berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC yang selanjutnya didistribusikan ke seluruh rangkaian.
Pada gambar, rangkaian catu daya dibatasi oleh garis putih dan kotak
merah. Daerah di dalam garis putih adalah rangkaian input yang
merupakan daerah tegangan tinggi (Live Area). Sementara itu,
daerah dalam kotak merah adalah output catu daya yang selanjutnya
mendistribusikan tegangan DC ke seluruh rangkaian TV
k) Penguat Krominan
Penguat ini menguatkan frekuensi 4,43 MHz untuk sinyal krominan yang
termodulasi dalam sinyal V (sinyal R-Y) dan sinyal U (sinyal B-Y).
Lebar jalur penguat 2 MHz
l) Sinkronisasi Warna
Didalam rangkaian sincronisasi warna, sinyal burst sinkronisasi warna dikeluarkan dari sinyal video warna komposit
m) Automatic Color Control (ACC)
Jika amplitudo sinyal ledakan naik, maka ACC mengeluarkan suatu tegangan kemudi yang memperkecil penguatan didalam bagian warna
n) Color Killer (Pemati Warna)
Rangkaian ini berguna untuk menindas penguat warna, apabila sedang
tak ada sinyal krominan masuk. Ini terjadi pada waktu penerimaan sinyal
hitam-putih
o) Rangkaian Switching Fasa 180 (Pembelah Warna)
Dari penguat krominan, sinyal diumpankan ke colour. Splitter (pembelah
warna). Pembelah warna ini memisahkan sinyal yang termodulasi dengan
sinyal V dari sinyal yang termodulasi dengan sinyal U. Pembelah warna
terdiri dari saklar PAL dan beberapa resistor. Pada akhir setiap garis,
selama ditariknya garis PAL maka sinyal V diputar 180 . Sinyal U tidak
mengalami putaran fasa
p) Demodulasi Warna
Dengan mempergunakan demodulator warna, maka sinyal-sinyal perbedaan
warna di demodulasikan dari sinyal U dan V. Karena pada pemancar,
sinyal-sinyal itu dimodulasikan dengan system pembawa
suppressed/dihilangkan dan hanya kedua sub pembawa jalur samping (side
band sub carier) yang ada. Agar dapat mendemodulasikannya menjadi
sinyal pembawa warna yang asli kembali, maka diperlukan sub pembawa
4,43 MHz dengan fasa dan frekuensi yang tepat sama seperti pada pemancar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar